Thursday, October 30, 2008
Hypnosis and Treating Depression: Applications in Clinical Practice
Practice Nurse Handbook
Wednesday, October 29, 2008
nurse practitioner books V1 (Rapid ECG Interpretation)
Labels: NURSE EBOOKRapid ECG Interpretation (Contemporary Cardiology)
By M. Gabriel Khan
Publisher: Humana Press
Number Of Pages: 416
Publication Date: 2007-09-18
ISBN-10 / ASIN: 1588299791
ISBN-13 / EAN: 9781588299796
Binding: Hardcover
Book Description:
With a step-by-step method for accurate interpretation of the ECG, this third edition of Rapid ECG Interpretation describes a systematic approach consistent with the changes in cardiology practice over the past decade. All diagnostic ECG criteria are given with relevant and instructive ECGs, providing a quick review or refresher for proficiency tests and for physicians preparing for the ECG section of the Cardiovascular Diseases Board Examination.
Book Info
B. Saunders. Univ. of Ottawa, Canada. Synoptic guide to a systematic eleven-step method for rapid ECG interpretation necessary for the diagnosis of critical cardiac problems. Covers all diagnostic ECG criteria. Softcover. DNLM: Electrocardiography--handbooks. --This text refers to an out of print or unavailable edition of this title.
Somatoform and Factitious Disorders
Factitious Disorders
Recognized experts present the latest findings along with insightful recommendations and illustrative case studies on "Somatization disorder"& mdash;The evolution and problems of diagnostic criteria (e.g., its focus on symptom counting), epidemiology, clinical features, etiologic considerations, differential diagnosis (e.g., contrasted with depressive and anxiety disorders), evaluation (use of questionnaires), and treatment considerations (psychotherapy, psychotropic medications). "Hypochondriasis"& mdash;History, clinical features, theoretical models (psychodynamic, cognitive-behavioral, and physiologic), research studies, and practical techniques for treatment (from pharmacotherapy to cognitive behavioral therapy to alternative treatments such as relaxation therapy). "Body dysmorphic disorder"& mdash;History and prevalence, clinical features, treatment (including surgery and nonpsychiatric medical treatment), etiology and pathophysiology (its relationship to obsessive-compulsive, depressive, and eating disorders), and diagnosis and misdiagnosis. Conversion disorder& mdash;Diagnostic criteria and clinical subtypes, history and definitions, models of symptom generation, functions served by conversion symptoms, associated features, epidemiology, demographic and disease course, comorbidity, differential diagnosis, and treatment (best done in collaboration with an internist, primary care physician, or neurologist). Factitious disorders (widely known as Munchausen syndrome, its most extreme subtype)& mdash;Empirical evidence related to epidemiology and etiology; diagnosis, clinical description, prevalence, and associated costs; limitations of current approaches; the reliability and usefulness of differential diagnoses; comorbidity, etiology, and management.
Both concise and thorough, this extensively annotated volume clarifies the issues surrounding these fascinating disorders and offers practical guidance and recommendations, highlighting the pressing need for further research to improve patient care. As such, it will prove compelling reading for practicing psychiatrists and other physicians in any clinical setting who want to better understand the baffling complexities of these distressing disorders.
jurnal penelitian ilmiah kesehatan
Keperawatan sebagai suatu profesi mengharuskan pelayanan keperawatan diberikan secara profesional berdasarkan pelaksanaan proses keperawatan dengan menggunakan pengetahuan, komunikasi interpersonal, dan keterampilan teknik yang baik. RSUD Kota Yogyakarta mempunyai perawat dengan berbagai perbedaan pengetahuan, keterampilan komunikasi interpersonal, dan keterampilan teknik yang tentunya akan berpengaruh terhadap pelaksanaan proses keperawatan.
Penelitian ini bertujuan mengetahui hubungan antara pengetahuan dengan penerapan proses keperawatan di RSUD Kota Yogyakarta, hubungan antara komunikasi interpersonal dengan penerapan proses keperawatan di RSUD Kota Yogyakarta, hubungan antara keterampilan teknik yang dimiliki perawat dengan penerapan proses keperawatan di RSUD Kota Yogyakarta.
Jenis penelitian ini adalah deskriptif dengan menggunakan pendekatan kuantitatif dengan metode cross-sectional. Data pengetahuan responden dikumpulkan dengan kuesioner, data tentang komunikasi interpersonal, keterampilan teknik, dan penerapan proses keperawatan dikumpulkan dengan observasi. Subyek penelitian berjumlah 50 orang yaitu semua perawat pelaksana yang melakukan asuhan keperawatan yang bertugas di ruang rawat inap dan instalansi rawat darurat dengan kriteria : pendidikan minimal SPK, telah bekerja di rumah sakit tersebut minimal 1 tahun, tidak sedang cuti dan mendapat tugas belajar, bersedia menjadi responden. Uji hipotesis menggunakan analisis korelasi Rank Spearman dengan tingkat kepercayaan 95% atau ά= 0,05.
Hasil penghitungan hubungan antara pengetahuan dengan penerapan proses keperawatan didapatkan rho = 0,186 dan p = 0,197; penghitungan hubungan komunikasi interpersonal dengan penerapan proses keperawatan didapatkan rho = 0,384 dan p = 0,006; penghitungan hubungan keterampilan teknik dengan penerapan proses rho = 0,343 dan p = 0,015.
Penelitian ini menunjukkan tidak ada hubungan yang bermakna antara pengetahuan dengan penerapan proses keperawatan; ada hubungan positif dan bermakna antara komunikasi interpersonal dengan penerapan proses keperawatan; ada hubungan positif dan bermakna antara keterampilan teknik dengan penerapan proses keperawatan.
Kata kunci: Penerapan proses keperawatan, keterampilan teknik, komunikasi interpersonal, pengetahuan
Kata kunci: Penerapan proses keperawatan, keterampilan teknik, komunikasi interpersonal, pengetahuan
untuk selengkapnya silahkan download
Klik disini untuk melanjutkan »»
asuhan keperawatan kasus hepatomegali
ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN HEPATOMEGALI
Hepatomegali Pembesaran Hati (Hepatomegali) adalah pembesaran organ hati yang disebabkan oleh berbagai jenis penyebab seperti infeksi virus hepatitis, demam tifoid, amoeba,pemimbunan lemak (fatty liver), penyakit keganasan seperti leukemia, kanker hati (hepatoma) dan penyebaran dari keganasan (metastasis). Keluhan dari hepatomegali ini gangguan dari sistem pencernaan seperti mual dan muntah, nyeri perut kanan atas, kuning bahkan buang air besar hitam. Pengobatan pada kasus hepatomegali ini berdasarkan penyebab yang mendasarinya.
PENYEBAB
Penyebab yang sering ditemukan:
- Alkoholisme
- Hepatitits A
- Hepatitis B
- Gagal jantung kongestif (CHF, congestive heart failure)
- Leukemia
- Neuroblastoma
- Sindroma Reye
- Karsinoma hepatoseluler
- Penyakit Niemann-Pick
- Intoleransi fruktosa bawaan
- Penyakit penimbunan glikogen
- Tumor metastatik
- Sirosis bilier primer
- Sarkoidosis
- Kolangitis sklerotik
- Sindroma hemolitik-uremik.
GEJALA
Hati yang membesar biasanya tidak menyebabkan gejala. Tetapi jika pembesarannya hebat, bisa menyebabkan rasa tidak nyaman di perut atau perut terasa penuh.
Jika pembesaran terjadi secara cepat, hati bisa terasa nyeri bila diraba.
DIAGNOSA
Ukuran hati bisa diraba/dirasakan melalui dinding perut selama pemeriksaan fisik.
Jika hati teraba lembut, biasanya disebabkan oleh hepatitis akut, infiltrasi lemak, sumbatan oleh darah atau penyumbatan awal dari saluran empedu.
Hati akan teraba keras dan bentuknya tidak teratur, jika penyebabnya adalah sirosis.
Benjolan yang nyata biasanya diduga suatu kanker.
Pemeriksaan lainnya yang bisa dilakukan untuk membantu menentukan penyebab membesarnya hati adalah:
- rontgen perut
- CT scan perut
- tes fungsi hati.
Monday, October 27, 2008
RESPON ANSIETAS DAN GANGGUAN ANSIETAS
Labels: ASUHAN KEPERAWATANDefinisi
Ansietas adalah kekhawatiran yang tidak jelas dan menyebar, berkaitan dengan perasaan tak berdaya dan tidak pasti, tidak memiliki objek yang spesifik, dialami secara subyektif dan dikomunikasikan secara interpersonal
Ansietas merupakan suatu sensasi distress psikologis
Etiologi
1. Teori neurobiology
Kimia otak dan factor perkembangan
Penelitian menunjukkan bahwa sistem syaraf otonom atau noradrenergic yang menyebabkan seseorang mengalami kecemasan lebih besar tingaaktannya dari orang lain
Abnormalitas regulasi substansia kimia otak seperti serotonin dan GABA ( gamma-aminobutyric acid ) berperan dalam perkembangan cemas
Amygdala sebagai pusat komunkasi antara bagian otak yang memproses input sensori dan bagian otak yang menginterpretasikan input ( amygdala mengidentfikasi informasi sensori yang masuk sebagai ancaman dan kemudian menimbulkan perasaan cemas /takut )
Amygdala berperan dalam phobia, mengkoordiasikan rasa takut, memory, dan emosi, dan semua respon fisik terhadap situasi yang penuh dengan stresor
Locus ceruleus, adlah satu area otak yang mengawali respon terhadap suatu bahaya dan mungkin respon tersebut berlebihan pada beberapa individu sehingga mneyebabkan seseorang mudah mengalami cemas ( khususnya PTSD ( post traumatic sindrom disorder )
Hippocampus, bertanggung jawab terhadap stimuli yang mengancam dan berperan dalam pengkodean informasi ke dalam memori
Striatum, berperan dalam control motorik, terlibat dalam OCD ( obsessive compulsive disorder )
Penyakit fisik
Exposure of subsntace
Paparan bahaya/trauma fisik dan psikologis
2. Teori psikologi
Harga diri rendah
Pemalu pada masa kanak-kanak
Orang tua yang pemarah, terlalu banyak kritik
Ketidaknyamanan dengan agresi
Sexual abuse
Mengaami peristiwa yang menakutkan
Teori kognitif : cemas sebagai manifstasi dari penyimpangan berpikir dan membuat persepsi/kebiasaan/perilaku individu memandang secara belbihan terhaap suatu bahaya
Faktor resiko
Wanita 2x lebih besar dari pada laki-laki
Etnik
Perpisahan
Pernah mengalami kekerasan fisik saat anak-anak, sexual abuse
Status social dan ekonomi rendah
Riwayat keluarga ( pernah adanya penyimpangan yang hampir sama )
Substance or stimulant abuse
Tingkat ansietas
1. Ansietas ringan
Berhubungan dengan ketegangan dalam kehidupan sehari-hari. Individu menjadi waspada dan mengaami peningkatan lapang persespi. Ansietas dapat memotivasi belajar dan menghasilkan pertumbuhan serta kretaifitas
2. Ansietas sedang
Memungkinkan individu untuk berfokus pada hal yang penting dan mengesampingkan yang lain. Mempersempit lapang persepsi individu. Individu mengalami tidak perhatian yang selektif namun dapat berfokus pada lebih banyak area jika diarahkan untuk melakukannya
3. Ansietas berat
Sangat mengurangi lapang persepsi individu. Individu cenderung berfokus pada sesuatu yang rinci dan spesifik serta tidak berpikir tentang hal lain. Semua perilaku ditujukan untuk mengurangi ketegangan. Individu mmerlukan banyak arahan untuk berfokus pada area lain
4. Panik
Behubungan dengan terperangah, ketakutan dan terror. Hal yang rinci terpecah dari proposinya. Kehilangan kendali, tidak mampu melakukan Sesuatu meski dengan arahan
Efek fisiologis cemas
Peningkatan denyut nadi dan tekanan darah
Aluran darah ke otot meningkat
Respirasi meningkat
Berkeringat
Pelepasan glikogen
Peningkatan kemampuan pembekuan darah
Produksi saliva meurun
Penurunan fungsi pencernan
Penurunan respon imun
Kriteria serangan panic ( sedikitnya ada 4 gejalayang berkembang dengan cepat dan mencapai pincaknya dalam 10 menit ) :
1. Palpitasi, jantung berdenyut keras, frekuensi denyut jantung meningkat
2. Berkeringat
3. Gemetar/menggigil
4. Sensasi sesak nafas
5. Merasa tersedak
6. Nyeri dada/keridaknyamanan
7. Mual/disstres abdomen
8. Merasa pusing, tidak tegap, pening/pingsan
9. Derealisasi ( merasa tidak nyata ), atau dpersonalisai ( merasa terasing paa diri sendiri )
10. Takut kehilangan kendali atau menjadi gila
11. Takut mati
12. Parestesia ( sensasi kebas/kesemutan )
13. Menggigil/hotflash
Macam :
1. Phobia ( ketakutan yang tidak rasional terhadap suatu objek atau situasi yang secara objektif bukanlah sesuatu yang membahayakan
2. Panic attack
Respon fisik dan psikologis yang berlebihan terhadap stressor
Ketakutan akan adanya bahaya/terror, terjadi dalam situasi yang spesifik, minimal ditandai 4-13 keluhan fisik atau gejala kognitif
Terjadi beberapa menit, puncaknya 10 menit
3. Panic disorder
Kambuh berulang, serangan panic tak dapat diprediksi
Bisa atau tidak dengan agoraphobia
4. OCD
Individu mengalami obsessive atau kompulsif berulang ( > 1 jam/hari)
Klien merasa asing denga diri sendiri
Jika tidak diobati, individu dapat jatuh pada kondisi depresi atau bunuh diri
5. Stres disorder
a. Acute Stres Disorder ( ACD )
o Terjadi pada bulan l setelah paparan trauma yang extreme
o Disosiasi, melihat dunia hanya sebagai mimpi yang tidak nyata
o Memori sangat kurang ( dissosiative amnesia )
o Resolve 2-4 mg setelah trauma
b. Acute Post-Traumatic Disorder )
o ASD lebih dari 1 bulan
o Cemas, selalu teringat dengan trauma yang dialami, mimpi buruk, gangguan tidur, menghindari situasi trauma
c. Chronic PTSD
Acute PTSD > 3 bulan
Semua hal iatas dapat menyebabkan penurunan harga diri, kehilangan kepercayaan pada orang lain dan social, kesulitan membangun hubungan, merasa diri rusak, dan beresiko substance abuse.
Penanganan :
1. Cognitive Behaviour Therapy
a. Panic attack
Cognitive restructuring
Desensitisasi terhadap situasi yang menakutkan
Alih pengetahuan terhadap penyimpangan yang dialami
Ajarkan relaksasi ( teknik nafas dalam )
b. Anxiety disorder
Teknik relaksasi, stress managemen, biofeedback
Intervensi kognitif untuk membentuk kembali catastrophic thinking
Bantu memecahkan masalah
c. OCD
Desensistisasi
Alih pengetahuan
Teknik relaksasi
d. ASD
Bantu klien untuk mendapatkan dukungan kelompok
Komunikasi terapeutik
Ajarkan problem solving
Ajarkan teknik relaksasi
e. Spesifik phobia : Desensitisasi
f. Social phobia
Challenge negative beliefs
Ajarkan penilaian yang reaistis terhadap situasi sosial
g. PTSD : Dukung klien dalam terapi kelompok
2. Pharmacologic treatment
Selective serotonin reuptake inhibitors ( SSRIs )
Bezodiazepines ( BZDs )
Buspirone
Beta blocker
Tricyclic antidepressants ( TCAs )
Sunday, October 26, 2008
ASUHAN KEPERAWATAN DIABETES MELITUS/ASKEP HIPERGLIKEMIA
Labels: ASUHAN KEPERAWATANDiebetes mellitus ( DM ) adalah gangguan metabolisme yang secara enetis dan klinis termasuk heterigen dngan maniestasi berupa hilangnya toleransi karbihidrat.
Perkembangan secara klinins ditandai dengan hiperglikemia puasa, aterosklerotik, mikroangiopathi, dan nefropathi.
Kadar glukosa plasma puasa normal 80-115 mg/dl
Hiperglikemia jika kadar gula > 115 mg/dl
Hipoglikemia jika kadar gula < 80 mg/dl
Glukosa difiltrasi oleh glomerolus ginjal dan hamper semua diabsorbsi oleh tubulus ginjal selama kaar glukosa plasma tidak >160-180 mg/dl. Jika kadar gula lebih dari itu maka glukosa akan keluar lewat urine shg menimbulkan glukosuria.
Klasifikasi klinis DM :
1. DMTI ( DM tergantung Insulin ) / DM tipe 1
2. DMTTI ( DM tak tergantung insulin )/ DM tipe 2
3. GTT
4. DM Gestasional Klik disini untuk melanjutkan »»
Wednesday, October 22, 2008
ASUHAN KEPERAWATAN PASIEN GANGGUAN MENTAL ORGANIK DENGAN RIWAYAT EPILEPSI
Labels: ASUHAN KEPERAWATAN
KUMPULAN E-BOOK KESEHATAN
- Nurse’s Fast Facts: Your Quick Source for Core Clinical Content
- Brunner and Suddarth's Textbook of Medical-Surgical Nursing
- Acute Medicine: A Handbook for Nurse Practitioners
- Advanced Clinical Skills for GU Nurses
- Diseases and Disorder : Manual of Nursing Therapeutics
- Encyclopedia of Nursing Research
Saturday, October 18, 2008
Asuhan Keperawatan Pada Klien dengan Perubahan Proses Pikir Waham Curiga
Labels: ASUHAN KEPERAWATAN